Fotografi Human Interest: Pengertian, Jenis, dan Tips

Fotografi human interest mengacu pada genre yang berorientasi menampilkan sisi menarik manusia melalui bingkai foto. Artinya, aliran ini memiliki lingkup yang sangat luas.

Namun demikian, tetap ada sejumlah syarat agar sebuah foto dikatakan menampilkan daya tarik manusia. Simak terus artikel ini jika Anda ingin memahami informasinya lebih jauh!

1. Pengertian

Apa yang dimaksud dengan human interest? Human interest adalah suatu gambaran tentang kehidupan manusia yang dapat menarik empati pengamat.

Biasanya, subjek dalam fotografi human interest menonjolkan aspek emosi atau suasana hati. Itulah mengapa orang yang melihatnya seolah tenggelam dalam foto tersebut.

Jadi, fotografi human interest adalah upaya menampilkan daya tarik manusia dengan mengedepankan aspek emosi dalam sebuah foto. Harapannya, sebuah foto akan membuat pengamat berempati.

Namun demikian, sebenarnya lingkup aspek emosi cukup luas, bukan hanya berfokus pada objek secara tunggal, tetapi juga menyoroti interaksinya bersama lingkungan sekitar.

Misalnya, Anda melihat kondisi sebuah lingkungan sangat memprihatinkan, potret ekonomi sedang menurun, atau situasi yang semisalnya, semua ini bisa dijadikan objek fotografi.

Lalu, apa yang membuat fotografi genre ini berbeda? Bukankah ada begitu banyak potret yang berusaha menampilkan sisi menarik manusia? Apakah semuanya termasuk human interest?

Tentu saja, tidak semua foto yang menjadikan manusia sebagai objek dapat dipandang sebagai human interest. Itu harus memenuhi syarat tertentu meskipun memang sifatnya tidak baku.

Hal paling utama, fotografi jenis ini harus senantiasa melibatkan unsur manusia. Apakah itu suasana hati subjek, interaksinya bersama lingkungan, dan apa-apa yang ada di sekitarnya.

Dahulu, genre fotografi ini dibuat untuk memvisualisasikan media massa cetak seperti koran atau majalah.

Tidak heran, jenis fotografi ini dipandang pula sebagai bagian dari photography journalism. Pasalnya, Anda akan dituntut untuk memotret pengalaman dan momen hidup manusia.

Hanya saja, seiring berjalannya waktu lingkupnya menjadi semakin luas. Sering kali dijadikan ikon di galeri, dipajang pada pameran seni, atau bahkan kepentingan komersial.

Kemudian, bersama maraknya pemakaian media sosial, kini hasil karya fotografi human interest menjadi terbiasa dipamerkan secara digital.

2. Ciri-Ciri Fotografi Human Interest

Sebelumnya, telah disinggung tentang syarat utama sebuah foto dikategorikan sebagai human interest, di mana manusia selalu jadi unsur di dalamnya.

Bagaimanapun, manusia sebagai objek utama pada fotografi HI. Artinya, tanpa kehadiran manusia, maka tidak dapat dikatakan bagian dari genre ini.

Apabila Anda ingin menekuni bidang fotografi human interest, sebaiknya pandai-pandailah mencari momen yang menjadikan manusia sebagai Point of Interest (POI).

Tidak hanya itu, dibutuhkan pula aktivitas natural, bukan direkayasa sepenuhnya. Natural mengacu pada kegiatan sehari-hari yang tanpa direncanakan.

Hanya karena sebuah foto menampilkan manusia sebagai objek utama, ini tidak berarti langsung dikategorikan sebagai fotografi jenis ini.

Proses pengambilan foto mayoritas dilakukan tanpa rencana sama sekali. Tindakan ini diharapkan akan mengeluarkan sisi menarik manusia secara alami, menghilangkan kesan kaku.

Pasalnya, jika Anda meminta masyarakat awam untuk menjadi objek foto, mereka rata-rata akan merasa canggung. Hasilnya tampak jelas melalui ekspresi yang dibuat-buat.

Oleh karenanya, Anda perlu menciptakan suasana rileks, di mana objek tidak perlu menyadari bahwa sebuah kamera sedang mengarah kepadanya.

Walaupun demikian, bukan berarti Anda bisa bebas mengambil potret orang tanpa izin sebelumnya. Ketika hendak memotret, pastikan objek tetap candid dengan persetujuan.

Adanya persetujuan dari objek foto merupakan ciri fotografi jenis ini, jadi tidak bisa dilewatkan begitu saja.

Misalnya, ketika berada dalam perjalanan Anda melihat sekawanan anak sedang asyik bermain. Apabila ingin menjadikan mereka objek foto, maka harus diawali dengan perizinan dahulu.

Tak kalah penting, hasilnya harus menampilkan rasa dan empati. Saat orang lain melihat foto tersebut, maka akan memicu mereka turut merasakan suasana di dalamnya.

Emosi dari pengamat merupakan poin sorotan dalam fotografi human interest. Bayangkan Anda sedang melihat potret orang yang sedang kelaparan, tentu turut berempati, bukan?

Hanya saja, emosi tidak selalu berarti negatif. Empati yang diharapkan adalah kecenderungan pengamat untuk merasakan suasana serupa meskipun dirinya tidak berada dalam bingkai foto.

3. Jenis-Jenis

Sejalan dengan banyaknya pengalaman hidup manusia, tahukah Anda momen yang termasuk human interest apa saja?

3.1 Fotografi Portrait

Ada fotografi portrait, di mana fokus utamanya adalah mengabadikan seluruh emosi dan gestur muka. Melalui aliran ini, bagian wajah manusia menjadi sorotan dominan bagi fotografer.

3.2 Fotografi Budaya

Dikenal pula istilah fotografi budaya, di mana kebudayaan manusia merupakan objek utama. Cakupannya terbilang luas, mulai dari musik, makanan, cara bicara, dan sejenisnya.

Pada fotografi budaya, apa-apa yang menyertai manusia dapat digunakan sebagai objek. Contohnya, ketika dua orang sedang bercakap menggunakan bahasa isyarat.

3.3 Street Photography

Jenis lainnya adalah street photography yang lebih mengedepankan unsur manusia. Ini bisa berarti seorang pelayan toko, pengguna sepeda, pengemudi motor, ataupun semisalnya.

Sementara itu, street photography dalam artian umum berfokus pada jalanan yang dilalui manusia. Berbeda dengan fotografi human interest di mana objek utamanya harus manusia.

3.4 Travel Fotografi

Barangkali Anda pun pernah mendengar istilah travel fotografi? Ini termasuk bagian dari human interest yang menekankan unsur manusia dan suasana alam di sekitarnya.

Selain itu, masih ada lagi yang namanya fotografi konseptual. Fotografer biasanya mengunggulkan konsep dengan melibatkan manusia meski sifatnya cenderung lebih ekspresif.

4. Tips

Tidak lengkap mempelajari fotografi tanpa dibarengi dengan praktik. Agar pemahaman Anda semakin sempurna, berikut ini teknik foto human interest yang bisa dicoba:

Tips Fotografi Human Interest
Tips Fotografi Human Interest (i.ytimg.com)

4.1 Siapkan Alat Fotografi

Kiat paling awal tentu menyiapkan perlengkapan fotografi, baik itu kamera, kartu memori, lensa cadangan, atau bahkan stabilizer jika dibutuhkan.

Kemudian, atur komponen-komponen penting di dalam kamera seperti ISO, shutter speed, efek, dan sebagainya. Sesuaikan poin ini dengan kondisi di lapangan, jangan terburu-buru.

4.2 Meninjau Lokasi

Sebaiknya tentukan terlebih dahulu objek yang ingin Anda foto, kemudian datang ke lokasi langsung. Mintalah izin kepada pihak-pihak terkait mengenai keinginan Anda.

Jika Anda tinggal di perkotaan, disarankan untuk memotret mereka yang hidup di pinggiran seperti pengemis atau pemulung. Pikirkan konsepnya sebaik mungkin.

4.3 Ambil Foto dari Berbagai Sudut Pandang

Memotret dari sudut pandang yang sama sering kali belum cukup untuk menampilkan sisi menarik manusia. Oleh karenanya, Anda dapat mengombinasikan berbagai perspektif.

Apakah itu candid dengan izin, atau berjalan lebih dekat ke objek, semua kombinasi yang mungkin muncul layak dipertimbangkan. Jangan lupa, ambil dalam jumlah banyak.

4.4 Perbanyak Referensi

Sebelum memulai aktivitas fotografi human interest sebaiknya perbanyak mencari referensi. Sekarang ini ada media sosial yang bisa dijadikan rujukan.

Jika dirasa belum cukup, Anda dapat membuka Pinterest lalu memasukkan kata kunci relevan pada kolom pencarian.

Semakin banyak referensi yang dipelajari, maka berpotensi memicu inovasi atau ide-ide baru. Jadi, jangan batasi diri Anda terutama saat baru pertama kali melakukannya.

Fotografi human interest sejatinya muncul karena kuatnya daya tarik manusia sebagai objek foto. Biasanya, ada pesan-pesan khusus yang ingin disampaikan selama prosesnya.